Burung Puyuh




1. Umum
Burung puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) termasuk burung yang berbeda dengan jenis burung yang lain, sebab burung puyuh tidak mempunyai ekor yang panjang layaknya burung secara umum, sehingga mempengaruhi kemampuan terbangnya.

Burung puyuh termasuk burung yang hidup secara liar, dan ditemukan pertama kali pada tahun 1979 di Amerika, sebelum burung puyuh menyebar di seluruh penjuru negeri.

Burung puyuh masuk di Indonesia dan mulai di kenal yaitu di tahun 1979, sehabis adanya puyuh impor yang didatangkan dari luar negeri.

Burung puyuh lebih dikenal oleh masyarakat pedesaan, sebab burung puyuh sangat sering ditemukan di sawah, ladang dan semak-semak.

Burung puyuh yakni jenis burung pemakan biji-bijian, dan mempunyai warna yang sangat bermacam-macam tergantung jenisnya. Gerakan yang lincah dan kamuflase yakni kemampuan yang dimiliki oleh burung puyuh untuk bersembunyi dari predator. Memiliki warna bulu yang mirip dengan warna tanah menciptakan burung puyuh sangat sulit ditangkap dengan tangan kosong.

2. Klasifikasi
Kelas : Aves (bangsa burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-Coturnix Japonica

3. Jenis-Jenis Puyuh 
A. Arborophila Javonica
Arborophila Javonica, atau lebih dikenal dengan puyuh gonggong. Jenis puyuh ini mempunyai ciri-ciri fisik bulat, panjang sekitar 25 cm dan bersuara mirip gong kecil sehingga disebut puyuh gonggong.

Kepala puyuh gonggong berwarna merah, paruh hitam, kaki merah muda, bulu di area tubuh berwarna kelabu agak lurik ke coklatan, dengan ekor melengkung ke bawah. 

B. Rollulus Roulroul
Rollulus Roulroul, atau puyuh Mahkota dengan ciri fisik untuk jantan bulu hijau dengan warna punggung agak biru, bulu sayap cokelat gelap serta dibagian kepala terdapat kipas. Dan untuk puyuh betina mempunyai ciri fisik, bulu cokelat muda dan di kawasan kepala tidak mempunyai kipas mirip puyuh jantan.

C. Coturnix Chinensis
Coturnix Chinensis atau disebut puyuh batu. Puyuh kerikil mempunyai ciri fisik ukuran 15 cm dan untuk puyuh jantan, paruh berwarna cokelat, warna punggung adonan cokelat, abu-abu, serta garis-garis hitam. Untuk puyuh betina mempunyai ciri fisik cokelat muda dengan garis blorok ke hitam hitaman.

4. Produksi
Puyuh sudah mulai berproduksi di usia 45 hari dan dalam setahun puyuh bisa berproduksi sekitar kurang lebih 300 butir.

Tingkatan ukuran telur atau grade ada 3
1. Grade A : ukuran besar, dengan berat 85-93 butir/kg, dengan warna bercak jelas, kulit tebal dan tidak gampang pecah.
2. Grade B : berat 94-105 butir/kg, dengan bercak terperinci dan kulit tebal
3. Grade C : berat 106-111 butir/kg, dengan bercak terperinci hingga samar dan dengan kulit tebal hingga tipis

5. Pembiakan
Induk burung puyuh sangat jarang mengerami telurnya, biasanya telur puyuh menetas atas proteksi kemurahan alam. Untuk puyuh yang diternakkan biasanya untuk menetaskan puyuh memakai mesin tetas. Lama telur dierami dalam mesin tetas sekitar 15-16 hari. Di habitat aslinya puyuh yang gres menetas sudah bisa bertahan hidup dengan mencari makan sendiri berupa serangga-serangga kecil.

Syarat-Syarat Telur Bibit
1. Berat sekitar 11-13 gram.
2. Perbandingan untuk puyuh telur bibit yakni 1:3 atau 1:5, atau 1 ekor jantan sebanding dengan 3 atau 5 ekor puyuh betina. (bagian ini akan dibahas terpisah di artikel berikutnya).
3. Induk (jantan dan betina) tidak mempunyai korelasi keluarga bersahabat atau satu keturunan.
4. Bentuk telur bibit oval tidak lonjong dan bulat.
5. Kondisi fisik telur pada potongan kulit harus rata, utuh, halus, bercak jelas, tidak retak atau terdapat kotoran di permukaan telur.

0 Response to "Burung Puyuh"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel