Burung Cica Matahari: Jenis Burung Ocehan Yang Mulai Langka

Burung ocehan yang populasinya masih banyak yang tersebar luas di alam liar sejatinya kondusif untuk dipelihara oleh insan guna dilatih menjadi burung ocehan yang pandai berkicau dengan aneka macam variasi suara. Tetapi bila jenis dari suatu burung ocehan yang sudah mulai langka keberadaannya di alam liar dan di pasaran merupakan hal yang serius untuk tidak lagi diburu dengan aneka macam cara kemudian dipelihara. Karena karenanya jumlahnya akan berkurang di alam liar dan dampaknya sanggup menimbulkan kepunahan terhadap burung ocehan yang ditangkap tersebut. Nah, ada satu jenis burung ocehan yang merupakan burung ocehan endemik pulau Jawa yang terdapat di Provinsi Jawa Barat yang keberadaannya sudah mulai langka. Dan nama burung ocehan yang sudah mulai langka tersebut ialah Burung Cica Matahari.

Burung Cica Matahari mempunyai nama latin Crocias Albonotatus yang berasal dari keluarga Timaliidae. Penyebaran dari burung Cica Matahari hanya terdapat di Pulau Jawa tepatnya di belahan Provinsi Jawa Barat saja. Habitat dari burung Cica Matahari ialah di tempat hutan tropis dan subtropis, dengan penyebaran paling banyak di tempat pegunungan atau daratan tinggi ketimbang di dataran rendah menyerupai tempat pantai. Dan Burung Cica Matahari sanggup dijumpai di Provinsi Jawa Barat pada daerah-daerah tertentu yakni di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun. Telah terbatasnya tempat-tempat untuk burung cica matahari hidup menimbulkan populasinya ikut terancam yang kian usang kian menyusut sehingga label yang diberikan untuk burung Cica Matahari ialah Near Theatened (terancam).

Ciri-ciri dari burung cica matahari ialah ukuran tubuhnya yang hanya sekitar 20 cm atau berpostur badan sedang, terdapat warna hitam pada belahan kepala dan paruhnya, pada belahan dagu hingga ke belahan dadanya berwarna putih ke abu-abuan, terdapat warna merah kecokelatan di belahan atas tubuhnya hingga pada belahan sayapnya dan bercoret putih, sedangkan pada pangkal ekornya terdapat warna hitam keputihan dan pada ujung ekornya terdapat warna putih. Ukuran ekor dari burung cica matahari tidak mengecewakan panjang dan untuk kakinya mempunyai warna kuning. Sifat atau abjad dari burung cica matahari ialah cukup pemalu bila berjumpa dengan makhluk ajaib sehingga sangat sulit menjumpai burung ini di alam liar dan lebih sering mendengar suaranya saja.



Nah, untuk ciri-ciri suaranya burung cica matahari mempunyai abjad bunyi yang keras, monoton, serak, dan resik. Dengan nada suaranya berbunyi menyerupai ini “briooww....briooww... brioowww...ciowww...ciowww...ciowww”. Di alam liar burung cica matahari biasanya memakan buah-buahan yang terdapat di hutan dan juga aneka macam jenis hewan kecil menyerupai jangkrik, ulat, kupu-kupu, ikan-ikan kecil/guppy, dan juga katak-katak yang berukuran kecil. Burung cica matahari sering berada di ranting-ranting pohon yang lebat dan terkadang lebih menentukan untuk hidup sendiri serta sesekali juga berkabung dengan kawanannya ketika animo kawin tiba. Untuk animo kawinnya biasanya berlangsung pada bulan Desember hingga Maret dengan jumlah telur sekali animo kawin mencapai dua butir saja.

Demikianlah klarifikasi mengenai burung cica matahari yang populasinya sudah mulai langka di alam liar. Sehingga dengan membaca artikel ini menciptakan kita sadar bahwa kelestarian burung ocehan dan tempat hidupnya biar selalu dijaga alasannya ialah hingga kapanpun siapapun sanggup menikmati indah kicauan dari burung ocehan tanpa harus memburunya. Terima kasih

Oleh: Satria Dwi Saputro
Sumber:
1. http://omkicau.com/2013/04/05/cica-matahari-karena-mirip-cendet-dijuluki-cendet-kembang-atau-cendet-matahari/
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Cica_matahari

Gambar:
http://www.kutilang.or.id/wp-content/uploads/2014/04/Cica-matahari_Crocias-albonotatus_KY.jpg

0 Response to "Burung Cica Matahari: Jenis Burung Ocehan Yang Mulai Langka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel