Macam-Macam Penyakit Dan Vaksin Ayam





Sejarah singkat vaksin

Pada selesai tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu revolusi teknologi yang sangat menjanjikan di kurun ke 20 ini. Pentingnya bioteknologi secara strategis dan potensinya untuk bantuan dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumberdaya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin berkembang.
Saat ini walaupun masih dalam taraf pengembangan, industri bioteknologi mulai matang dan menghasilkan produk-produk yang sanggup dipasarkan. Dimana keberhasilan-keberhasilan komersial dan terobosan-terobosan teknologi yang dramatis telah dan sedang diraih.
Walaupun demikian, harapan-harapan mengenai penerapan bioteknologi pada 15-20 tahun yang kemudian sanggup dikatakan belum seluruhnya menjadi kenyataan. Dan bahkan hambatan-hambatan yang muncul kadangkala tidak diantisipasi sebelumnya.
Dalam GBHN 1993 khususnya target Bidang Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pelita VI, Bioteknologi juga dimasukkan dalam Kebijaksanaan Nasional sebagai suatu bidang Iptek yang perlu dikembangkan.
  • Pengobatan gres dan diperbaiki - untuk mengobati penyakit, 
  • Antibiotika - yang lebih baik dan lebih murah
  • Vaksin – penyakit viral
  • Tes cepat – membantu dokter binatang untuk diagnosa yang akurat untuk banyak sekali penyakit
  • Metoda yang diperbaiki – untuk kecocokan organ dalam transplantasi
  • Teknik-teknik – untuk mengoreksi dan mengobati penyakit
macam-macam vaksin
Vaksin AI : untuk mencegah wabah flu burung
Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (suntik)
Vaksin ND + IB : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis ( tetes mata / suntik di dada tergantung umur ayam)
Vaksin ND : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease pada unggas (tetes/suntik)
Vaksin Marek : untuk mencegah penyakit Marek dan diberikan secara ketika kecil (DOC)
Vaksin IB : untuk menciptakan ayam tahan terhadap Infectious Bronchitis (dicampur air minum)
Vaksin Gumoro : mencegah sakit gumboro ( diberikan pada air minum.)
Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (suntik)
Vaksin Fowl Pox/Cacar : (suntik sayap)
Vaksin ILT : untuk kebal pd infeksi pada kanal laringotracheal (tetes mata, tetes hidung , dikasih diair minum)
Vaksin EDS : untuk mencegah terjadinya Egg Drop Syndrom pada ayam

 macam macam penyakit ayam dan cara pencegahannya
Ayam Turun Urat
Turun urat yaitu salah satu penyakit pada ayam yang cukup mengganggu, khususnya di dalam pergerakan sehingga menimbulkan keterbatasan gerakan ketika melaksanakan tarung. Dari beberapa pengalaman yang didapat oleh salah satu temen, ia punya beberapa pengalaman dalam melaksanakan perawatan ayam yg turun urat dan berhasil/sembuh. Berikut beberapa sharing dari bang Stenly. Penyebab terjadinya turun urat pada ayam sanggup disebabkan beberapa hal yaitu: Ayam yg terlalu muda waktu di Gebrak atau ayam muda di gebrak lawan ayam tua, dimana ayam yang terlalu muda struktur tulang dan otot-otornya masih belum maksimal dan kuat. Pada masalah yg lain, ada juga ayam yg remaja tapi bisa turun urat lantaran benturan yg terlalu keras. Ciri-ciri ayam yang mengalami turun urat: Sesudah di Gebrak kaki ayam lebih panas dari biasanya ini bisa di ketahui dgn cara meraba. Ayam suka mengangkat kakinya dan ketika berjalan terlihat pincang dan tidak mau bertumpu pada kaki yang mengalami turun urat. Beberapa perawatan yang sanggup dilakukan: Setiap hari (sesering mungkin) kaki ayam yang turun urat diperban/dibungkus dgn kain dgn menempelkan Daun SERE yg di tumbuk halus. Diusahakan biar kaki ayam bisa menginjak tanah (di bungkus menyerupai merawat orang patah tulang). Di ketika akan mengganti DAUN Sere, sebaiknya kaki ayam di rendam dgn air cuek / air es beberapa menit, kemudian dibungkus lagi menyerupai semula. Ayam diberi minum obat Rheumatik atau sejenisnya. Mudah2an dengan melaksanakan terapi di atas, penyakit turun ayam akan sanggup tersolusikan.


Penyakit Snot
Penyakit Snot atau coryza disebabkan oleh basil Haemophillus gallinarum. Penyakit Snot sanggup menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam, biasanya penyakit ini muncul akhir adanya perubahan ekspresi dominan dan banyak ditemukan di kawasan tropis. Perubahan ekspresi dominan biasanya akan menghipnotis kesehatan ayam. Angka morbiditas kawanan unggas bervariasi antara 1-30%. Mortalitas atau Angka maut yang ditimbulkan oleh penyakit ini mencapai 30%. Cara penularan Bakteri Haemophillus gallinarum hanya sanggup bertahan diluar diinduk semang tidak lebih dari lebih dari 12 jam. Penularan penyakit Snot atau coryza sanggup melalui kontak pribadi dengan ayam yang sakit juga sanggup melalui udara, debu, pakan, air minum, petugas sangkar dan peralatan yang digunakan. Gejala klinis Ayam yang secara klinis telah terinfeksi memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut - pengeluaran cairan air mata - ayam terlihat mengantuk dengan sayapnya turun atau menggantung - keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas - Pembengkakan didaerah sinus infra orbital - terdapat kerak dihidung - napsu makan - ayam mengorok dan sukar bernapas - pertumbuhan menjadi lambat. Perubahan patologi Pada masalah akut dijumpai konjungtivitis berat dan peradangan pada pinggir kelopak mata (periorbital fascia). Pada masalah kronis dijumpai sinusitis yang bersifat serosa hingga kaseosa. Diagnosis Bakteri Haemophillus gallinarum sanggup diisolasi dari swab sinus ayam yang menderita penyakit akut. Isolasi laboratorium sanggup dilakukan dengan memakai plat biar darah yang telah digores staphylococcus sp dan diinkubasi dalam suasa anaerob. Diferential diagnosa Diagnnosa banding dari penyakit coryza yaitu Mikoplasmosis atau Chronic Respiratory Disease (CRD) dan Infectious Laryngotracheitis (ILT) . Pengobatan Pengobatan penyakit snot pada unggas yaitu dengan tunjangan preparat sulfat menyerupai sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida sanggup dikombinasikan dengan tetrasiklin untuk mengobati coryza dan sanggup diberikan melalui air minum atau disuntikkan secara intramuskular. Perhatikan withdrawal time pada ayam petelur lantaran obat tersebut sanggup mengkontaminasi telur dan kualitas dari kerabang telur. Pengendalian Upaya pencegahan yang sanggup dilakukan yaitu dengan menjaga kebersihan sangkar dan lingkungan dengan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari pribadi sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan berair memudahkan timbulnya penyakit ini. Penyakit Ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD) Penyakit Ngorok biasa juga disebut dengan Chronic Respiratory Disease (CRD) atau mikoplasmosis atau Sinusitis atau Air Sac. Penyakit Chronic Respiratory Disease disebabkan oleh basil Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Faktor predisposisi atau faktor pendukung - Kondisi sangkar yang lembab - Kepadatan sangkar yang terlalu tinggi - Litter yang kering - Kadar amonia yang tinggi. Cara penularan Penularan penyakit terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal sanggup melalui induk yang menularkan penyakit melalui telur dan horizontal disebarkan dari ayam yang sakit ke ayam yang sehat. Penularan penularan tidak pribadi sanggup melalui kontak dengan tempat peralatan, tempat pakan, binatang liar maupun petugas kandang. Gejala klinis Ngorok basah, adanya leleran hidung lengket dan terdapat eksudat berbuih pada mata dan ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya. Pada masalah kronis menimbulkan kekurusan dan keluarnya cairan bernanah dari hidung. Pengobatan Pengobatan CRD pada ayam yang sakit sanggup diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan takaran 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum. Pencegahan Membeli ayam baik indukan, pejantan, dan anakan yang benar-benar terbebas dari chronic respiratory disease (CRD). Menjaga kebersihan dan tingkat kelembaban sangkar dan area ayam. Penyakit Infectious Laryngotracheitis (ILT) Infectious Laryngotracheitis (ILT) merupakan penyakit kontagius pada kanal pernafasan yang dicirikan dengan kesulitan bernafas, menjulurkan leher lantaran kesulitan bernafas, konjungtivitis, adanya inflamasi yang mengelilingi membran mata. Penyakit ini disebabkan oleh Herpes virus, yang bisa hidup 8-10 hari pada leleran, lebih dari 70 hari didalam karkas, kemudian sanggup hidup lebih dari 80 hari pada eksudat (trachea atau kanal pernafasan) dalam kondisi alami. Penyakit ini berlangsung selama 2-6 ahad dalam flok, dan lebih usang dibandingkan penyakit respirasi viral yang lainnya. Penyakit ini sangat berbahaya karena: Angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi p ada satu flok. Menyebabkan kerugian ekonomi. Tidak sanggup diobati Penyakit ini sanggup dicegah, tetrapi sanggup menimbulkan ayam carier bagi yang sudah pernah terinfeksi. Penyakit ini tidak menular pada insan dan insiden paling sering terjadi pada ayam. namun sanggup pula menginfeksi kalkun, burung unta dan unggas lainnya. Burung liar sanggup berperan sebagai carier. Penularan Virus Infectious Laryngotracheitis (ILT) ditularkan melalui kanal pernafasan dan sanggup menular melalui udara secara kontak pribadi antar burung contohnya dalam satu kandang. Virus masuk dan menginfeksi burung melalui mata, hidung atau mulut. Mukus dan darah yang mengandung virus sanggup keluar melalui batuk dan membuatkan penyakit. Masa inkubasinya 6-12 hari. Kejadian outbreak sanggup dikarenakan kemudian lintas unggas, pekerja dan alat-alat kandang, dan kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyebaran.

Dyspnoe rinitis
penurunan produksi telur dan daging kadang kadang mengalami pneumonia atau bronkhopneumonia mortalitas mencapai 50% Diagnosa Pada penyakit yang akut dicirikan dari tanda-tanda klinis dan inovasi darah, mukus, dan eksudat kaseosa pada trachea. Secara mikroskopik ditandai dengan desquamative dan nekrotic tracheitis. Diagnosa mungkin sanggup diperkuat dengan ditemukannya inclusion body intramuclear pada epitel trachea, isolasi dan identifikasi virus secara spesifik dengan chicken embryo dan kultur jaringan atau dengan inokulasi pada sinus intraorbital untuk mengetahui imunitasnya. Spesimen sanggup pula diinokulasi pada membran chorioallantois pada telur ayam berembrio Pemeriksaan mikroskopiknya pada lesi membran chorioallantois terdapat inclusion body intranuclear. Dapat dibedakan dengan Fowlpox pada lesi trachea dan inclusion bodynya berupa inclusion body intracytoplasmic. Diagnosa sanggup pula dilakukan dengan PCR. Diferensial diagnosa Infectious Bronchitis Newcastle Disease Mycoplasmosis Avian coryza Pencegahan Meminimalisir kotoran dan debu. Penggunaan mild expectorants. Vaksinasi baik secara eye drop, spray maupun lewat air minum.

Penyakit Berak Kapur atau Pullorum
Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain menyerupai kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh basil salmonella pullorum dan basil gram negatif. Bakteri ini bisa bertahan ditanah selama 1 tahun Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terjangkit pullorum tapi angka maut tertinggi terjadi pada anak ayam yang gres menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka maut sanggup mencapai 85%. Cara penularan Penularan penyakit Pullorum sanggup melalui 2 jalan yaitu: - Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur. - Secara horizontal terjadi melalui kontak pribadi antara unggas secara klinis sakit dengan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak pribadi sanggup melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter dan pakaian dari pegawai sangkar yang terkontaminasi. Gejala klinis - napsu makan menurun - feses (kotoran) kotoran berwarna putih menyerupai kapur - Kotorannya melekat di sekitar dubur berwarna putih - kloaka akan menjadi putih lantaran feses yang telah keringkering - jengger berwarna keabuan - mata menutup dan nafsu makan turun - tubuh anak ayam menjadi lemas - sayap menggantung dan kusam - lumpuh lantaran artritis - suka bergerombol Perubahan patologi Pada masalah yang akut sering dijumpai pembesaran pada ahati dan limpa dan kadang kadang sering diikuti omfalitis. Pada masalah kronis dijumpai abuh pada organ dalam dan adanya radang pada usus buntu (tiflitis kaseosa) yang ditandai adanya bentuk berwarna abu-abu didalam usus buntu. Diagnosis Isolasi dan identifikasi salmonella pullorum sanggup diambil melalui hati, usus maupun kuning telur sanggup dilakukan pembiakan kedalam medium. Ayam karier yang sudah sembuh sanggup diidentifikasi dengan penggumpalan darah secara cepat (rapid whole blood plate aglutination test). Pengobatan Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik menyerupai furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan maut anak ayam, tapi tidak sanggup menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terjangkit dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis. Pencegahan Ayam yang dibeli dari biro penetasan atau suplier harus mempunyai akta bebas salmonella pullorum. Melakukan desinfeksi pada sangkar dengan formaldehyde 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan. Penyakit Gumoro (Infectious Bursal Disease) Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama belahan fibrikus dan thymus. Kedua belahan ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menampakan tanda-tanda menyerupai gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan maut ayam. Virus yang menimbulkan penyakit ini yaitu virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini sanggup hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berubah menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menimbulkan maut secara pribadi pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menimbulkan maut dengan cepat lantaran kekebalan tubuhnya tidak bekerja.

 Penyakit Gumoro
yang menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 ahad sanggup diindikasikan dengan tanda-tanda awal sbb: Napsu makan berkurang. Ayam tampak lesu dan mengantuk. Bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat. Peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri. Jika tidur, paruhnya melekat di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu. Kemudian ada pendapat yang berbeda yang menyebutkan tanda-tanda gumoro yaitu sbb:

  Diare berlendir. Nafsu makan turun. Gemetar dan sukar berdiri. Bulu di sekitar anus kotor. Ayam suka mematuk di sekitar kloaka. Selain itu, beberapa pendapat pakar lainnya bahwa gumoro sanggup dibagi 2 yaitu gumoro klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak ayam berumur 3-7 minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam tersebut hanya bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang anak ayam berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling angker lantaran kekebalan tubuh ayam sanggup hilang secara permanen, sehingga ayam dengan gampang terjangkit infeksi sekunder. Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik yaitu gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini sanggup dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang

 Penyakit Tetelo Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND) biasa juga disebut dengan istilah penyakit Samper Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini merupakan suatu infeksi viral yang menimbulkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi: Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menimbulkan maut yang luar biasa bahkan hingga 100%. Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala menyerupai gangguan pernapasan dan saraf. Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menimbulkan kematian. Hanya saja sanggup menimbulkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu kasatmata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan. ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar. Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.

Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini yaitu sebagai berikut:


Excessive mucous di trakea. Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas. Ayam tampak lesu. Napsu makan menurun. Produksi telur menurun. Mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan sanggup berdarah. Jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang sanggup menimbulkan kejang-kejang dan leher terpuntir. Penanggulangan penyakit ini sanggup dilakukan dengan beberapa cara yaitu: Ayam yang tertular harus dikarantina atau bila sudah pada stadium berbahaya maka harus dimusnahkan. Vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Vaksinasi pertama, dilakukan dengan cara tunjangan melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya tunjangan vaksin dilakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada. Untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu tunjangan vaksin, seorang pakar menyarankan biar menawarkan vaksin ini dilakukan dengan contoh 444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Akan tetapi contoh tunjangan ini sanggup dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan efektivitas terbaik dari hasilnya. Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius yaitu sebagai berikut.

Memelihara kebersihan sangkar dan sekitarnya. Kandang harus menerima sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik. Memisahkan ayam lain yang dicurigai sanggup menularkan penyakit ini. Memberikan ransum jamu yang baik, yang terbuat dari bahan-bahan tradisional yang sanggup membantu meningkatkan kekuatan dan kekebalan tubuh ayam. Introduction Penyakit Ayam Dalam memelihara ayam bangkok maupun ayam lain pada umumnya, sanggup terjadi banyak sekali variasi penyakit yang sudah sangat dipahami atau familiar bagi peternak, baik peternak ukuran kecil, menengah maupun skala besar. 


Berbicara keberhasilan mengenai peternakan (tanpa tergantung skala bisnisnya) oleh seorang peternak ditentukan dari pengetahuan dan pemahaman dengan pengenalan sumber kendala dan ancaman dari penyakit yang mungkin sanggup menjadikan ledakan penyakit menular dan berakibat sangat merugikan. Oleh alasannya itu, pengamanan dan menjauhkan ternak ayam dari sumber wabah dan kendala potensial tersebut menjadi prioritas dan perhatian khusus. Dimulai dengan pemilihan indukan yang unggul, pengelolaan yang baik, sanitasi, peningkatan daya tahan ayam dengan vaksinasi dan perjuangan menjauhkan ternak ayam dari sumber penyakit yaitu kunci sukses dalam beternak ayam. Pada prinsipnya, penyakit ayam sanggup disebabkan oleh 3 macam hal utama yaitu Penyakit yang menular dan disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, benalu dan jamur. Penyakit yang disebabkan oleh faktor atau alasannya lainnya. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan zat-zat makanan yang diharapkan dalam perkembangan dan ketahanan tubuh ayam yang lebih disebabkan lantaran ketergantungan ayam pada kualitas makanan yang diberikan oleh peternak

0 Response to "Macam-Macam Penyakit Dan Vaksin Ayam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel